Jumat, 08 Mei 2020

Mengenal Lapisan Bumi: Litosfer

Planet Bumi yang kita tinggali ini kalau dipikir-pikir usianya sudah cukup tua ya? Hmm…. 

Kira-kira kalau sudah tua, apakah kamu bisa menebak berapa usia bumi sekarang ini? Hari ulangtahunnya kapan? 

Yang jelas nggak sama lho ya dengan Hari Ulang Tahun Ruangguru yang baru-baru ini disiarin di televisi. 

Banyak teori-teori pembentukan tata surya yang pastinya sudah kamu pelajari kan? Apa pun teorinya, yang jelas bumi itu punya lapisan-lapisannya. 

Apa sih yang dimaksud dengan litosfer?



Litosfer itu dapat diartikan sebagai lapisan batuan yang ada di bumi. Mudahnya bisa dipahami bagian padat dari bumi. Litosfer sendiri terdiri dari kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi. Perlu kamu ketahui nih Squad, lapisan-lapisan litosfer itu saling menyatu dan dipisahkan oleh hidrosfer. 

Eitss...bukan berarti si hidrosfer ini jahat lho ya. 

Hidrosfer memisahkan antara lapisan litosfer yang satu dengan yang lain yang mengakitbatkan adanya material panas yang membuat permukaan di tiap bagian litosfer itu berbeda-beda. Adanya perbedaan permukaan dari tiap lempengan di litosfer itu terbagi menjadi dalam dua teori yang bisa kamu pelajari 

Kita bahas satu per satu ya teorinya. 

Pertama, Teori Tektonik Lempeng 

Alfred Wegener, seorang meteorolog asal Jerman mengatakan bahwa teori tektonik lempeng menganut bahwa di zaman dahulu, semua benua di bumi ini menyatu dan membentuk dataran yang luas. Sebutannya Pangea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Pangea mulai terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Sayangnya, teori ini tidak didukung penjelasan bagaimana cara Pangea itu saling menjauh. 

Pokoknya udah pisah gitu aja ngga ada penjelasan lebih lanjut. 


Kedua, Teori Gempa Bumi dan Gunung Berapi 

Gempa bumi sendiri diartikan getaran yang merambat melalui material bumi. Ini disebabkan energi dari pergerakan lempeng yang ada di dalam bumi. Semakin besar energinya maka getarannya semakin terasa. Gempat bumi melepaskan gelombang seismik yang merambat sepanjang permukaan bumi. Yaps...jadi di tiap permukaan bumi yang kamu pijak ini terdapat gelombang seismik. 

Ketika gempa terjadi di dasar laut, maka gerakan antarlempeng tersebut akan mendoriong air laut untuk naik ke permukaan dan menimbulkan gelombang yang sangat besar. Inilah yang disebut dengan tsunami. 

Selain gempa bumi, ada juga teori tentang gunung berapi Squad. Beberapa gunung berapi yang ada sekarang ini terbentuk karena tabrakan antara 2 lempeng. Jika lempeng satu punya massa jenis yang lebih besar, akan menekuk ke bawah lempeng yang lain karena punya massa jenis yang lebih kecil. Nah, ketika lempeng yang menekuk di bawah lempeng lainnya inilah yang akan menjadi magma. 

Berita menariknya nih, Indonesia itu kan negara dengan pertemuan lempeng yang begitu banyak. Jadi, jangan heran kalau di Indonesia banyak gunung berapinya. Salah satu rangkaian gunung api yang dikenal banyak orang ialah cincin api pasifik (ring of fire). 

Selain peristiwa meletusnya gunung Krakatau (1883) dan tsunami Aceh (2004) masih banyak gejala alam yang diakibatkan adanya cincin api pasifik. Diantaranya: 

1. Erupsi Gunung Tambora di Indonesia tahun 1815 

2. Erupsi Gunung Ruiz di Kolombia tahun 1985 

3. Erupsi Gunung Pinatubo di Filipina tahun 1991 

4. Gempa bumi di Chile tahun 1960 

5. Gempa bumi di Alaska tahun 1964 

6. Gempa bumi di Jepang tahun 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar